Tuesday, 13 September 2016

KISAH KLASIK SAAT ALIYAH

“Ada cerita tentang aku dan dia, dan kita bersama saat dulu kala”
Ada cerita tentang masa yang indah, saat kita berduka, saat kita tertawa”(Semua tetang kita, Peter Pan) 
Ketika ditanya tentang kesan seseorang mengenai masa-masa Aliyah nya, mungkin kebanyakan jawaban yang timbul adalah : “Menarik”, “tak terlupakan”, “wah,,,masa-masa indah…” dan banyaaak versi ungkapan-ungkapan yang muncul sesuai dengan latar belakang pengalaman dan kisah yang berbeda.


Namun semuanya sepakat, bahwa Aliyah adalah masa-masa yang tak terlupakan. Dan itu memang benar adanya.

Dahulu, ketika langkah-langkah polos kita mulai menapaki rajutan hari-hari di Aliyah, tak pernah terpikirkan bahwa tiap detik yang kita lalui saat itu, kelak akan menjadi hal-hal yang akan sangat kita rindukan pada 5, 10, 15, atau 20 tahun mendatang.

Setiap jengkal kejadian, baik itu kisah sedih, menyenangkan, pahit, manis, memalukan adalah hal-hal yang menarik untuk diceritakan KELAK ketika kita sudah tidak bisa lagi melalui semua penngalaman itu.

Siapa sangka, pengalaman ketika dimarahi senior pada saat MOS (Masa Orientasi Siswa) yang sangat membuat kita kesal, sekarang kalau difikir-fikir malah membuat kita tertawa sendiri.


Siapa sangka, ketika pikiran polos kita sudah terkontaminasi dengan keinginan bolos, cabut, nyontek, suka membantah perkataan guru, yang ujung-ujungnya adalah Skors, dihukum, kena marah…(ahh, menyakitkan memang), tetapi semua itu sekarang bak sebuah kisah manis yang sangat seru untuk diceritakan,,

Atau pengalaman ketika menjadi seorang bintang kelas, aktifis sekolah, ikut berbagai kegiatan dan perlombaan,,,telah meninggalkan seraut kebanggan di memory-memory otak kita.

Sebentuk persahabatan sejatipun telah kita bina di indahnya masa-masa ALIYAH . Teman yang bukan hanya sekedar pelepas tawa, namun juga hadir di kala kita berduka, yang bersedia menyediakan pundaknya ketika kita butuh sandaran. Bahkan menjadi teman seperjuangan yang turut andil dalam meramaikan jagat kenakalan-kenalakan remaja yang kita lakukan. Bahu membahu ketika cabut,memanjat pagar, merokok di lingkungan sekolah, membuat PR di kelas,ketika ujian, dan lain sebagainya.Kemana lagi akan kita cari sahabat seperti itu selepas masa-masa ALIYAH ???

Dan, sekelompok orang tua kedua yang kita panggil dengan sebutan “Bapak” dan “Ibu” GURU itu… Kasih sayang dan jasanya kepada kita sungguh luar biasa.
Hmmmm…walaupun terkadang kita mengikuti pelajaran beliau dengan adegan tambahan “terkantuk-kantuk”, diiringi rasa bosan, jenuh, bahkan lebih ekstrimnya lagi kita meninggalkan beliau yang dengan kesungguhannya sedang mengajar, untuk sekedar nongkrong di kantin,ngaso di perpus, tidur-tiduran di Mushala, atau nekat pulang ke rumah dan gak balik-balik lagi ke sekolah (sinonimnya CABUT)
Jika seorang pemikir ulung mengatakan bahwa ”future is’nt to be found, but to created” mungkin itu benar adanya. Dan tahukah kawan, secara tidak langsung, masa-masa ALIYAH merupakan bagian dan langkah untuk kita mencapai kondisi seperti saat ini. Masa-masa ALIYAH  turut berkontribusi untuk menciptakan ”kita” yang seperti ini.

Maka patutlah rasanya jika kita mengucapan terimakasih kepada guru, sahabat, semua civitas dari ALIYAH , yang turut andil mewarnai kehidupan kita dengan hitam, putih, merah, birunya dunia.
Klise memang, namun begitulah adanya. Sepahit, seburuk, semanis apapun kenangan itu, kenangan tinggalllah kenangan… dan setiap kenangan itu tak kan pernah terulang persis sama seperti dahulu…Namun ada satu teori konsep kenangan yang sepertinya harus kita sepakati, bahwa; kenangan bukanlah untuk dilupakan…Biarkan menjadi sebentuk kisah, SEBUAH KISAH KLASIK UNTUK MASA DEPAN… Sebuah kisah klasik yang akan kita ceritakan kepada anak, cucu kita kelak.

***Andai ada satu hariiiiiiiiiiiii saja untukku dapat mengulang kembali indahnya masa ALIYAH , duduk tenang di dalam ruangan kelas, berseragam putih abu-abu, mendengarkan ceramah guru di depan, membuat berbagai tugas, PR, bercanda ria dengan teman, kgila-gilaan bareng...
Hmmmm....andai itu benar-benar terjadi. Tapi kutahu itu semua hanya mimpi. Tidak mungkin bisa benar-benar mengulang kembali...

@Amin Amalia
"Bercanda Tawa Bersama, Saling melengkapi saling berbagi satu dengan yang lainnya meskipun terkadang banyak perbedaan"

@Metty Rokhmawatin
"Rame-rame ngerjain teman saat Ultah dikelas, Naburi mereka pakai tepung dilempar telor. Akhirnya sekelas digiring ke ruang BP disuruh buat surat pernyataan agar tidak mengulangi lagi."

@Hanifah Rohmadani
"Tak ada rasa penat untuk memikirkan kehidupan yang sebenarnya. Hanya ada rasa bahagia pada masa-masa itu, Terjatuh bukan hati yang luka, Sakit bukan hati yang terasa."

@M. Ghoffar Ismail
"Suasana yang rame. Setiap hari bisa ketemu sama sahabat dan teman buat bercanda, ketawa, curhat, bahkan nangis bareng."


”Jabat tanganku, mungkin untuk yang terakhir kali, kita berbincang, tentang memory di masa itu,,,Peluk tubuhku, usapkan juga air mataku, kita terharu seakan tiada bertemu lagi. Bersenang-senanglah, karena hari ini yang kan kita rindukan, di hari nanti, sebuah KISAH KLASIK tuk masa depan. Bersenang-senanglah, karena waktu ini yang kan kita banggakan, di hari tua.....Sampai jumpa kawanku..Semoga kita selalu,,Menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan....Mungkin diriku, masih ingin bersama kalian, mungkin jiwaku, masih haus sanjungan kalian”(Kisah klasik untuk masa depan, by; Sheila on 7)


1 comment: